BANDA ACEH — Komisi Independen Pemilihan Aceh bersama Pusat Pemilu untuk Akses (PPUA) menggelar pendidikan pemilih untuk para penyandang disabilitas di Aceh.
Pendidikan pemilih ini digelar di Hotel Lading Banda Aceh, Rabu (9/11/2016) yang diikuti 51 penyandang disabilitas dari sejumlah daerah di Aceh, seperti Pidie Jaya, Lhokseumawe, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang.
Para penyandang disabilitas (tunarungu, tunadaksa, tunanetra, tunagrahita, dan tunawicara) dilibatkan dalam pendidikan pemilih ini. Terlihat, para peserta antusias mengikuti setiap paparan materi dari sejumlah narasumber dan Komisioner KIP Aceh Hendra Fauzi.
Bahkan, di akhir acara para penyandang disabilitas menggelar simulasi pemilihan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi para penyandang disabilitas dalam menggunakan hak pilihnya pada 15 Februari 2017 mendatang.
Dari simulasi itu diketahui bahwa penyelenggara harus lebih memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, terutama mempersiapkan template kertas suara dan akses terhadap tempat pemungutan suara, bilik suara, serta kotak suara.
“Kami meminta agar KIP Aceh menyediakan meja yang lebih luas agar kursi roda kami bisa masuk ke bawah meja dan memudahkan kami,” ujar seorang pengguna kursi roda.
Koordinator PPUA Disabilitas Syarifuddin menyebutkan bahwa sosialisasi ini juga untuk mencari solusi terhadap kesulitan yang dialami penyandang disabilitas.
KIP Aceh bertekad agar pemilihan kepala daerah serentak 2017 ini bisa diakses dengan mudah oleh ribuan penyandang disabilitas yang terdaftar sebagai pemilih.
“Setelah evaluasi pilkada serentak 2015 lalu, ada beberapa kekuangan soal aksesibilitas ini. Makanya, kita akan memperbaiki dalam pilkada mendatang,” ujar Ketua Pokja Sosialisasi KIP Aceh Hendra Fauzi. [FG | MC KIP Aceh]